YANG DIPERLUKAN DALAM PENCEGAHAN DEFECT

Esensi pencegahan defect / cacat dapat terjadi dengan efektif bila dilakukan dua hal ini: pertama: dengan memastikan Kontrol di Proses terimplementasi, maksudnya kontrol yang dilakukan dengan bukti pelaksanaan secara terencana, konsisten dilakukan dan direviewed berkala. Yang Kedua terkait Pelaksanaan Analisa Masalah. Analisa Masalah harus sampai tahapan penentuan efektifitas Tindakan Pencegahannya.  Nah kedua hal di atas dapat berjalan sangat memerlukan 3 hal ini, yaitu: Partisipasi Manajemen, Pertisipasi Pekerja dan Penggunaan Tool Statistik Dasar. Mari kita bahas secara singkat  satu persatu maksudnya:

  • Partisipasi Manajemen (Manajemen di sini bisa dianggap sebagai pemilik perusahaan atau jabatan managerial). Ingat Komitmen saja tidak cukup, komitmen sangat mudah dilihat dari informasi Kebijakan Perusahaan, aturan atau hadirnya manajemen di meeting-meeting, tetapi bagaimana kalau komitmen tidak terbukti pelaksanaannya? atau dalam kehadiran manajemen di meeting yang menjadikan malah suasana meeting sepi atau pak Bos malah ngutak-ngatik laptop (fokus ke meeting selanjutnya). Bahkan ada pekerja yang mengatakan lebih baik diam karena takut disalahin atau nanti ujung-ujungnya dapat pekerjaan tambahan seandainya kita aktif berbicara. Maksudnya partisipasi Manajemen di sini adalah menjadi bagian dalam memberikan solusi , mengarahkan diskusi yang fokus ke kualitas, membantu menyediakan sarana dan memotivasi bila ada Tindakan yang disepakati belum/ gagal dijalankan atau bahkan tidak serta menolak pendapat ketika pendapa itu menuntut adanya koreksi/perubahan

 

  • Partisipasi Pekerja. Prinsipnya adalah semua karyawan perlu berkontribusi terhadap kualitas, karena banyaknya karyawan bisa saja menyebabkan banyak ide yang menurut karyawan bagus tetapi sebenarnya tidak significant dalam peningkatan kualitas, yang dipakai sudut pandang karyawan saja, bukan Pelanggan/Proses/Produk/Pemilik Perusahaan. Pastilah semua kontribusi karyawan berdampak bagi perusahaan, tetapi ingat belum tentu signifikan ya. Nah kenapa sering kurang signifikan? Lagi-lagi salah satunya karena kurangnya partisipasi manajemen, bukankah level manajemen yang lebih paham? Dan penyebab lainnya karena kurang fokus ke improvement ke kualitas dan kurangnya pemahaman pekerja di tool statistik dasar. Jadi pesannya ke karyawan: cari masalah yang penting mempengaruhi kualitas, kerjakan dan kalau susah dianalisa, ya minta nasihat ke manager kita, terus cari tahu kalau perlu sampai selesai. Ingatnya, proses mulai dari ada persertujuan terkait pentingnya masalah sampai menyelesaikan masalah itu (sampai sukses), itu adalah hadiah sebenarnya bagi kita karyawan. Percayalah, untung terbesar di diri kita sebagai karyawan BUKAN perusahaan ketika masalah terkait kualitas kita selesaikan. Latihlah kemampuan berpartisipasi terhadap sesuatu yang bermamfaat bagi orang lain. Nah bagaimana kalau yang kita rencanakan tidak direspond/dicueki? Ingat tetap cari coba intropeksi dan jangan salahkan pihak lain atau salahkan Manager/pemilik perusahaan, ya salahkan diri kita. Karena diri kita yang kita salahkan maka perbaikan ada di kita bukan orang lain.

 

  • Pemahaman Tool Statitik Dasar. Statistik Tool itu seperti cermin, bayangkan kalau kita sedang di depan cermin, cermin akan langsung memberikan kita masukan kalau rambutnya masih kurang rapih atau bajunya tidak pas Hal ini sama dengan tool statistik,  pastikan tool statistik yang  kita buat mudah dipahami dan ingat juga jangan hanya tahu menghitung atau memvisualisasikannya saja, tetapi MOHON pahami konsep dasarnya. Semua Tool Statistik punya maksud tertentu, bahkan bisa dijadikan inputan pola pikir kita. Misalkan konsep Kestabilan dan kemampuan di SPC yang mengajarkan ketika berbicara kestabilan maka tidak perlu spesifikasi. Atau ketika ada masalah pastikan pahami dulu apakah ini masalah terkait kestabilan atau kemampuan? Kalau masalahnya adalah kemampuan maka perlu ada perbaikan fundamental bukan menganalisa proses secara spesifik. Bagaimana caranya biar paham tool statistik itu? pesan kami, yang penting ada kemauan belajar lalu praktekkan berulang-ulang, kalau perlu sampai berhasil, berhasilnya bukan hanya bisa formula atau menampillkan visualisasinya saja ya, tetapi bisa memberikan dampak ke perusahaan plus merubah pola pikir kita.

Salam

www.improvementqhse.com