WORKPERMIT / IJIN KERJA
Workpermit atau ijin kerja merupakan dokumen untuk suatu task atau kegiatan yang masih mempunyai risiko yang significant. Beberapa contoh ijin kerja:
- Listrik
- Pekerjaan panas
- Ruang terbatas
- Ketinggian
- Ledakan
- Dll
Contoh flow chart aktifitas dokumen work permit
Beberapa tips pelaksanaan Ijin kerja atau kontrol pelaksanaan kerja kontraktor:
- Siapkan ijin kerja sebelum hari pekerjaan, pastikan kesesuaian alat tambahan apa lagi bila ada yang kurang dilengkapi. Mengurus ijin kerja pada hari-H ke lokasi atau ke user¸ akan memperlambat pekerjaan bila ada ketentuan yang belum dipenuhi. Biasanya kontraktor mengisi ijin kerja umum (safe Work Permit) dulu, baru kemudian Work Pemit Khusus
Download contoh: Safe Work Pemit, Hot work Permit
- Pastikan sudah Risk Assesment terhadap aktifitas yang akan dilakukan. Risk assessment bisa dalam bentuk JSEA (job safety & environment analysis) dibuatkan sebelum pelaksanaan pekerjaan dan direview kembali ketika pelakanaan dilakukan. JSEA, IJIN KERJA akan direview terhadapnya di lapangan. JSEA akan menjadi acuan apakah dibutuhkan ijin kerja tambahan
Download JSEA
- Pastikan untuk pekerjaan di area tertentu sudah mempunyai surat penunjukkan pekerjaan dari user atau area. Kadang untuk suatu area memerlukan ijin aktifitas yang diketehaui oleh area dimana pekerjaan dilakukan. Bila perlu lakukan kunjungan sebelumnya , sehingga ketika hari H, penanggungjawab area atau lokasi sudah mengetahui
Download Surat Penunjukkan
- Identifikasi nama pekerja, hal ini perlu untuk memastikan pekerja dan jumlah pekerja yang terlibat. Bayangkan bila ada emergency, informasi pekerja sangat penting untuk memastikan pekerja sudah dalam kondisi aman
- Pastikan area dan pelaksanaan pekerjaan kerja tidak beruba Harus diingat bahwa risiko akan timbul ketika bahaya tidak dikontrol atau teridentifikasi. Dengan melakukan perubahan area kerja atau aktifitas tanpa ada pelaporan merupakan LANGKAH AWAL terjadinya KECELAKAAN. Bila timbul risiko yang significant dan tanpa adanya pengendalian yang jelas maka pelaksanaan pekerjaan HARUS dihentikan sampai dipastikan risiko significant terkendali atau bisa saja dilakukan pemberhentian pekerjaan alias penggantian kontraktor.
Pertimbangkan juga mengenai faktor cuaca di dalam pelaksanaan pekerjaan, misalkan: Angin, Ombak, Hujan, Suhu. Perubahan significant terhadap cuaca harus mempunyai action yang berbeda. Dan pastikan ada kontrol risiko nya, bila berpotensi mengganggu keselamatan segera lakukan STOP PEKERJAAN.
- Untuk pekerjaan yang dilanjutkan untuk shift berikutnya atau hari berikutnya maka ijin kerja aman diperpanjang, pihak subcontractor melaporkan ulang ke pihak HSE user / owner. Biasanya ijin kerja akan diidentifikasi dengan sign N, P-2 atau E. N merupakan symbol pekerjaan baru, P dimana pekerjaan progress hari-2 atau tahap ke-2 dan E symbol pelaksanaan pekerjaan tahap akhir
- Pastikan Penanggungjawab pekerjaan di tulis jelas dan sesuai, perubahan penanggungjawab harus dilaporkan dan harus memahami risiko. Peran penanggungjawab selain teknis harus juga terhadap pemahaman risiko pekerjaan. Biasanya penggantian penanggungjawab tanpa alasan yang jelas, tidak akan diperbolehkan
- IKUTI saja aturan di IJIN KERJA AMAN, dan harus disosialisasikan ke pekerja. Beberapa jenis pekerjaan yang memerlukan ijin kerja khusus: pekerjaan panas, , bekerja di ketinggian, bekerja di ruang terbatas, pekerjaan listrik, ada potensi ledakan
Download : Workpermit Pekerjaan Panas, Bekerja di Ruang terbatas
- Untuk alat yang dipakai, pastikan sudah ada pengechekan terlebih dahulu dan mempunyai ijin yang masih berlaku, misalkan crane, forlift yang digunakan untuk mengangkat fender yang akan dipasang di dermaga, pekerja las terampil dan mempunyai sertifikat las dst
- Emergency route, pastikan ada informasi emergency route dan media komunikasi bila keadaan darurat. Selama pengawas berada di tempat pekerjaan maka pengawaslah yang membimbing pekerja ke area aman.
- Pengelompokkan area internal seperti: tempat barang, tempat sisa material, tempat alan, harus dibuatkan secara khusus. Ingat tempat yang berantakan berpotensi meningkatkan risiko dan merupakan bahaya yang terus mengancam pekerja.
- Informasi area pekerjaan, pastikan selalu ada papan informasi pekerjaan yang berisi: nama pekerjaan, penanggungjawab, lamanya pekerjaan dan ketentuan terhadap keselamatan. Hal ini penting untuk memastikan semua pekerja dan pihak luar yang berkunjung atau lewat di area kerja memahami aturan atau risiko yang ada.
- Pembuatan laporan harian dan mingguan pekerjaan. Ini biasanya disesuaikan dengan format owner atau user. Laporan akan dijadikan bahan evaluasi subcont dan inputan informasi performance K3 user / owner
PRINSIPNYA WORKPERMIT adalah buatkan aturan dengan jelas terhadap risiko yang timbul, LALU kontrol! Sosialisasi, memberikan teguran dengan pemahaman sangat disarankan. Selama ada aturan, komunikasi dan kontrol dan proaktif subcontractor dan user, maka pastilah ada jaminan K3 dipekerjaan kita.
NB: hubungi email consultant@improvementqhse.com untuk dokumen workpermit yang dibutuhkan