REVIEW IMPLEMENTASI APQP

Berikut hasil review kami pada implementasi APQP di perusahaan Stamping, nama perusahaan dan identitas lainnya kami rahasiakan, dan hasil publikasi ini sudah diijinkan, mudah-mudahan ini bisa menjadi masukan. Inti masukan bukan bersifat kesesuaian terhadap pasal, tetapi lebih melihat efektifitas kerja, jadi masukan kami mungkin akan berbeda dengan kondisi di perusahaan rekan-rekan.

Studi Gap analisis diadakaan selama 2 hari, untuk APQP dilakukan pada hari pertama gap analisis. Tujuan dilakukannya program ini untuk memastikan kesesuaian dan efektifitas pekerjaan dan memastikan perusahaan ready untuk sertifikasi IATF 16949

Salam

www.improvementqhse.com

 

Evaluasi APQP PT XXXXX

Customer         : JVC

Part Name       : Rear XXX

Part No            : XX-20YY-XXXA

 

Schedule

  1. Seharusnya MSA dijadwalkan, bukankah validasi cara pengukuran harus dilakukan
  2. Activity yang ada dibuat jangan terlalu rinci, lebih baik item yang sama di gabung saja. Contoh:
  • Penggabungan production Trial Run dan Setting Standard
  1. Activity plan yang ada perlu dibagi berdasarkan kepentingan.
    • Contoh untuk pembuatan Jig atau dies, Schedulenya yang diatur hanya pelaksanaan pembuatan tetapi persiapan material Jig atau Dies tidak dischedulkan. Bukankah material perlu waktu penyediaan?
    • Dan bukankah perlu juga dibuatkan desain Jignya terlebih dahulu?
    • Perlu juga dibuatkan bentuk pemeliharaan Jignya
  2. Acuan schedule proyek selesai perlu diperjelas, lebih baik berdasarkan kirim sample/pengiriman pertama
  3. RoHS perlu dischedulkan. Pelaksanaan ROHS dilakukan terhadap Homogenous material Produk tidak hanya material sehingga perlu waktu yang lama. Bagaimana untuk pengujian ROHS memerlukan waktu seminggu?
  4. Tidak ada problem sheet yang menginformasikan masalah yang timbul

 

Define Scope

  1. Lebih baik Define Scope diisi lengkap, informasi yang didapat merupakan acuan team dalam melaksanakan proyek.

Contoh untuk informasi yang tidak diisi

  • pelaksanaan kirim sample
  • Kebutuhan investasi baru

 

Contoh untuk informasi yang diisi tetapi belum jelas.

  • Arah burry, lebih baik diinformasikan lebih jelas ke dalam atau ke luar. Actual di tulis follow drawing. Bukankah bisa berpotensi menimbulkan kesalahan?
  • Bantuan teknis ada dari supplier tetapi bentuknya apa? Perlu penambahan kolom informasi untuk jenis bantuan teknisnya. Contoh info karakteristik terhadap proses yang dilakukan oleh supplier
  • Spesial karakteristik tertulis follow start mark or important point on drawing part, lebih baik dibuat jelas saja, misalkan ditulis panjang, diameter lubang 2 dst

 

Contoh untuk informasi yang tidak diisi sehingga menimbulkan persepsi apakah dilakukan aplikasi atau tidak. Bila memang tidak diaplikasikan buat N/A (not aplicable). Contoh informasi yang tidak diisi:

  • Finishing Treatment
  • Additional Proses
  • Status RoHS pada Degresing

 

  1. Kebutuhan proses produksi  perlu menginformasikan kebutuhan seperti mesin, Jig, dies, atau alat bantu yang lain, actualnya hanya material saja

 

 

Problem Sheet

Belum dibuatkan, seharusnya problem sheet ada sehingga setiap masalah jelas teridentifikasi dan kontrol terhadap perbaikan jelas. Problem sheet juga sebagai pembelajaran untuk produk baru yang sejenis.

 

Studi Kelayakan Produksi

  1. Data yang diberikan berupa Inprocess Inspection Data Sheet (stamping), record diisi perjam. Identifikasi kemampuan jangka pendek disarankan dibuatkan dalam bentuk evaluasi tersendiri. Checksheet yang diberikan memuat semua point pengechekan (34 point), seharusnya cukup pada karakter penting saja.
  2. Untuk studi jangka panjang bila memang menggunakan Inproses Inspection Data sheet, disarankan hasil Cp / Cpknya disebutkan. Check sheet yang ada hanya memuat data hasil pengechekan saja.
  3. Pelaksanaan studi SPC hanya dilakukan pada satu dari enam karakter penting (No 25 BXX), karakter yang lain tidak dilakukan dan dari evaluasi control plan semua karakter penting mempunyai frekuensi check perjam, seharusnya evaluasi capability (SPC) dilakukan dalam pelaksanaan harian
  4. Tidak ada studi MSA pada karakter penting
  5. Informasi untuk proses berikutnya tidak jelas padahal di New Project Production Capability dicantumkan seperti:
    • Finishing treatment, metoda apa yang dilakukan? Description yang ada: Degreshing, Silk Screening, Spray
    • Additional process, proses apa yang dilakukan berikutnya? Deskripsi yang ada: Argon Welding, Assy, grinding dst

 

FMEA

  1. Tidak ada RPN yang dianggap tinggi atau severitynya 9 sehingga tidak usulan perbaikan?
  2. Komentar di Storage material:
  • menurut saya potensi kesalahan material bisa menjadi potensi kegagalannya
  • Potensi kegagalan rusty seharusnya efek potensinya kegagalannya bukan appareance NG, tetapi bisa menyebabkan di proses berikutnya seperti misalnya treatmentnya tidak sempurna
  1. Tidak sesuai antara tuntutan proses dan potensi kegagalannya, contoh Storage material , mempunyai tuntutan fisik material terjaga tetapi mempunyai potensi kegagalan Berat material berkurang, seharusnya potensi kegagalannya bisa karat, penyok dll.
  2. Tujuan proses stamping untuk dimensi lebih baik disatukan saja, jangan dibreakdown sehingga semua dimensi yang diukur menjadi tujuan proses. Cukup menginformasikan bahwa spec sesuai drawing. Identifikasi menbuat FMEA terlihat banyak tetapi mempunyai Efek kegagalan, Potensi penyebab, pencegahan, deteksi dan RPN yang sama
  3. Penyebab yang ada masih bersifat akibat. Contoh pada proses delivery  dengan tuntutan fisik produk terjaga dan potensi gagalnya part rusak, indetifikasi penyebabnya:
    • Produk jatuh ketika loading à sifatnya masih akibat, seharusnya misalkan posisi garpu yang tidak simetris / tidak rata letaknya terhadap permukaan
    • Produk jatuh ketika dipindahkanà masih akibat, seharusnya misalkan operator tidak menggunakan conveyor sewaktu memindahkan
  4. Ditemukan potensi kegagalan yang masih general dan sifatnya akibat, contoh di potensi kegagalan missing hole di proses stamping, penyebabnya dituliskan terjadi kesalahan sewaktu ganti model. Seharusnya ditulis lebih detai untuk istilah kesalahan, kesalahan apa?
  5. Tidak ada identifikasi mesin yang di pakai, apakah penggunaan mesin yang berbeda mempunyai kegagalan yang sama? Di control plan dituliskan bahwa produk di proses di mesin 160 T (tidak ada tipe atau no mesin).

 

Control Plan

  1. Identifikasi FMEA untuk proses receiving material, dan incoming tidak dilakukan tetapi ada di kontrol plan
  2. Di proses penyimpanan, dikolom spesifikasi proses dilakukan identifikasi no coil tetapi tidak diidentifikasi di FMEA
  3. Proses yang ada tidak sama dengan di control plan, dicontrol plan lebih banyak tahapan proses yang dikontrol. Bukankah identifikasi proses yang dikontrol berasal dari FMEA?
  4. Identifikasi kontrol proses / produk di control plan tidak sesuai dengan yang diidentifikasi di FMEA