UPDATE CSR RENAULT MARET
Di Maret 2025 ini RENAULT meluncurkan update CSRnya. Wakaupun manufaktur RENAULT belum ada di INDONESIA, tetapi CSR ini bisa memperkaya referensi atau bahkan jadi masukan sistem IATF 16949 di perusahaan bapak/ibu. Di CSR update RENAULIT di Maret ini, ada 4 penekanan penting yang perlu diperhatikan semua vendor:
- CSR
- CORETOOL
- CSR
- SUPPLIER DEVELOPMENT
Berikut penekanan yang perlu diperhatikan dari UPDATE CSR RENAULT:
- Ketentuan Persyaratan kualitas suku cadang ditetapkan secara kontraktual melalui standar 00-10-415 dan RGPQP Grup Renault
- mematuhi Karakteristik Keselamatan dan Peraturan yang berlaku di negara-negara komersial/ negara user RENAULT
- Mengikuti AIAGVDA FMEA dan penggunaan reverse FMEA adalah keharusan
- MSA: harus termasuk bias, linearity, repeatability, and reproducibility.
- SPC: harus ada study process capability and monitoring berkala.
- Control Plan memasukkan aspek spesial karakteristik dan diuji
- CORPORATE RESPONSIBILITY. Pelaksanaan khusus di sustainable dan CSR secara praktis pada: No child labor, No forced work, Working conditions, Health and Safety dan Environmental protection. Kegiatan mengikuti ketentuan RENAULT. Dan harus ada penunjukkan coordinator CSR di perusahaan
- Mensyaratkan 3rd-party evaluation, seperti: ISO 26000, ISO 45001/ ISO 14001 certification
- Penggunaan tool ASES, PESES, or SHC untuk review SMM supplier, nilai D tidak bisa join dengan RENAULT, min lulus B
- Kualifikasi min 3 klasifikasi pekerja pada: workstations handling Safety and/or Regulatory Characteristics dan final control stations.
- Menggunakan media SMM IATF 16949 bila ada kinerja Pemasok yang tidak memuaskan secara berulang dan/atau terus menerus.
- PROBLEM SOLVING, tidak hanya menekankan analisa satu laporan tetapi diminta untuk analisa masalah masalah sistemik, dengan cara cari proses mana yang gagal dalam sistem di perusahaan. Kemudian analisanya tidak hanya di pabrik saja tetapi juga ke proses yang lain. Analisa masalah untuk perusahaan tidak hanya fokus pada masalah spesifik yang diidentifikasi dalam kartu skor pelanggan atau keluhan. Cari masalah sistemik dalam SMM dan pemasok terkait yang memungkinkan kinerja yang tidak dapat diterima terjadi, jangan hanya fokus pada masalah yang awalnya diidentifikasi. Kemudian analisa tidak hanya dugaan, diminta menggunakan data pengamatan mulai dari identifikasi masalah, Tindakan perbaikan dan verifikasi efektifitas masalah. Dan tuntutan di aspek problem solving meminta adanya pimpinan manajemen senior yang bertanggungjawab ke kegiatan penanganan problem solving di atas
Kami pribadi menilai penekanan aspek PROBLEM SOLVING RENAULT sangat membantu menyadarkan kita untuk melakukan IMPROVEMENT. Ya, RENAULT meminta semua vendornya melakukan improvement secara analisis fundamental. Silahkan ini diinterpretasikan dengan PROJECT IMPROVEMENT. Sangat disarankan untuk mengamplikasikan LEAN-SIGMA di perusahaan.
Memang pabrik RENAULT masih dalam tahap rencana pendirian di INDONESIA (https://kumparan.com/kumparanbisnis/vinfast-dan-renault-siap-bangun-pabrik-mobil-listrik-di-indonesia-22RZt2x9M5F) . Jadi memang belum ada kita jadi supplier dalam waktu dekat, tetapi ingat PESAN CSR RENAULT sangat penting, lakukan analisa masalah FUNDAMENTAL di perusahaan kita, syukur-syukur pabrik RENAULT bisa direalisasikan dan kita sudah siap untuk jadi vendornya.
Salam