Everyone should be quick to listen, slow to speak and slow to become angry. Dulu saya pakai selogan ini dalam ber-QCC, saya pakai saat melakukan pengamatan. Saya analogikan speak/angry sebagai tindakan dan quick to listen adalah mengamati data.
Data di tempat kerja adalah suara dari apa yang kita gunakan (suara mesin/tool yang sudah tidak presisi/masih baik, metoda yang mungkin tidak pas/sudah sesuai, pekerja yang sudah overload/masih bisa melakukan kerja yang lain, material tidak sesuai spec/onspec, pengukuran yang kurang pas/sesuai dan lingkungan yang tidak mendukung, ingat saja aspek 5M+1E). Jadi kita harus mau mendengar terhadap kondisi apa yang kita gunakan dengan mengamati 5M+1E itu. Suara 5M+1E itu sebenarnya dapat kita dengar saat kegiatan dilakukan, tetapi selama data diambil tepat (jumlah data yang mewakili, waktu yang pas dan bentuk/pola data yang mudah dipahami).
Dan perlu diingat hal yang menjadi penentu keberhasilan di QCC sebenarnya bukan tindakan perbaikannya, tindakan dalam berQCC adalah hadiah dari hasil pengamatan kita, Ingat QCC itu bukan bekerja ala Rambo yang menembak ke segala arah, tetapi seperti penembak jitu (Sniper), saat pas baru bertindak. Ada pernyataan yang cukup baik mengenai istilah Bertindak: “Di dalam banyak bicara (speak) pasti ada pelanggaran”, artinya kalau kita analogikan berbicara speak itu tindakan, maka harus diingat bahwa setiap tindakan akan diikuti oleh risiko, baik negative atau yang positive. Selama kita terbiasa bertindak cepat tanpa data biasanya akan ada banyak kesalahan/kerugian. Lalu kenapa disebut Tindakan itu hadiah? Ya karena selama data yang diamati cukup dan jelas memberikan informasi kondisi yang ada, maka tindakan akan mudah dihasilkan. Silahkan dicoba
Mari cepat mengamati dan bertindak sesuai data