DMAIC, tahapan Six Sigma yang sering dibahas adalah DMAIC (Define, Measure, Analysis, Improvement dan Control), tiap tahapan punya tool-toolnya, atau saya bilang jurus-jurusnya. Juruspun disesuaikan dengan bisnis unitnya, jurusnya pun banyak. Tulisan ini membahas bisnis unit manufaktur. Bisnis unit Manufaktur sepertinya sama tetapi sebenarnya berbeda karena banyak bidang juga dan sangat bervariasi tingkat kesulitannya. Nah dari beberapa kali kami melakukan improvement dengan pendekatan Six Sigma, kami mempunyai masukan yang menurut kami mudah dan bisa dilakukan secara mudah untuk bisnis unit manufaktur. Kami bagi dalam 3 hal. Pemamaham, Langkah Kalkulasi dan Softskill
- Pastikan pemahaman dari beberapa hal ini
- SIPOC, Pembuatan SIPOC terpadu perusahaan, mulai di kegiatan Customer ke Gudang sampai dengan pengiriman ke Gudang PLB lalu ke Customer
- Pembuatan Flow Proses interaksi, ini membuat flow proses
- Maksud dari Critical to Quality
- Konsep Variasi
- Capability (Cp/Pp, Cpk/Ppk dan Cpm), dalam index review di tiap tahapan, nilai Cpm menjadi acuan evaluasi.
- Maksud Six Sigma Motorola, pergeseran 1.5 sigma
- DPMO (defect permillion), DPMO yang dihasilkan untuk tingkat pengelolaan Six σ ini adalah sebesar 3,4 PPM dan 99,99966
- Pahami beberapa tool misalkan: 7 Tool, uji Hipotesa, FMEA-FTA dan MSA untuk pemastian kesesuaian metoda ukur (cukup ini)
- Memahami langkah kalkulasi:
- Mengidentifikasi persyaratan pelanggan
- Mengidentifikasi CTQ dari SIPOC
- Menghitung semua CTQ
- Nilai DMPO dan batasnya
- Nilai CPM dan batasnya
- Mengkoordinasikan perbaikan proses dari CTQ
- Yang nilainya sangat rendah dan ada CoPQ yang tinggi (prioritas)
- Yang nilainya di bawah Cpm<2 dan atau DMPO>3,4
- Follow up CTQ yang dinilai kurang, disarankan CTQ rendah difollow up oleh kegiatan Kaizen/QCC di Perusahaan
- Pahami aspek Softskill
Project Six Sigma bukan soal hitungan variasi saja, tetapi kematangan dalam hal kemauan: melakukan analisa, tindakan, serta kontrol. Tak jarang rekan-rekan sekerja tidak mendukung/menentang, ya karena dilihat merepotkan. Pekerja yang punya kemauan untuk mau berubah untuk perbaikan sangat dibutuhan. Kemudian Tim harus memahami pepatah ada gula ada semut, jadi selama tim bisa merubah sesuatu yang lebih baik dan diketahui, maka itu merupakan gula, perbanyaklah gula-gula itu. Gula-gula dalam Six Sigma adalah nilai CTQ yang rendah. Bayangkan kalau kita mau mereview flow detail proses satu perusahaan dan mau identifikasi semua CTQ. Mungkin ada ratusan CTQ yang kita identifikasi dan tidak standard, ingat sekali lagi CTQ itu bukan kendala, tetapi gula yang akan menarik semut-semut lain. Cukuplah buat perbaikan beberapa CTQ, tetapi pastikan benar-benar berhasil dan dirasakan semua karyawan dan manajemen, maka ratusan CTQ sisanya bisa ditugaskan ke fungsi-fungsi lain. Jadi mulailah action di Six Sigma dari CTQ buruk dan perubahannya mudah dirasakan oleh banyak pekerja.
Selamat Menikmati Project Six Sigma, mulai lah dari keseluruhan kemudian actionlah dengan prioritas
www.improvementqhse.com