Salam set up awal sistem manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2) berdasarkan Permen ESDM 10 tahun 2021, ada 97 sub kreteria yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, 96 sub kreteria itu dari 5 elemen.

Tingkat pencapaian audit penerapan SMK2 diharapkan mencapai nilai min 70. Nilai 70 dikategorikan bahwa Perusahaan telat taat melaksanakan penerapan SMK2.
Kami coba share prinsip-prinsip yang dibutuhkan untuk memastikan 96 kategori itu bisa implementasikan secara efektif, kami dapatkan selama menerapkan SMK2 di Perusahaan di bidang pemamfaat Tenaga Listrik.
- Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan, Sasaran dan Program. Perusahaan yang sudah berjalan dituntut untuk melihat kembali Visi/Misi yang sudah dan mengaitkannya dengan SMK2. Termasuk penentuan target khusus SMK2 seperti: frekuensi listrik dan durasi listrik shutdown akibat internal, jumlah insiden kelistrikan dst. Pemahaman bagaimana Visi, Misi terwujud menjadi program kerja kelistrikan, sehingga program kerja SMK2 yang dihasilkan mempunyai dasar dari misi dan Permen ESDM no 10 tahun 2021
- Point 2 akan tentu akan dilanjutkan ke Penerapan Manajemen Perubahan. Pengintegrasian SMK2 adalah salah satu perubahan, sehingga harus ada Analisa dan dampak perubahan. TIM SMK2 dan manajemen perlu mengidentifikasi dampak perubahannya, mulai dari proses bisnis, aturan-aturan dan record dibutuhkan, sampai dengan kebutuhan manpower dan kompetensi atau fasilitas lainnya. Tim SMK2 dan Manajemen harus memastikan bahwa pelaksanaan SMK2 bisa diterapkan sesuai waktu yang ditetapkan.
- Konsep Sistem Manajemen Integrasi. Sistem SMK2 bisa diintegrasikan dengan sistem SMK3 atau sistem manajemen yang sudah berjalan di Perusahaan. Jadi prinsipnya bukan buat prosedur baru, tetapi harus diawali dengan memahami sub kreteria SMK2 lalu mengidentifikasi aturan dan laporan yang sudah ada dan terkait kelistrikan. Jadi diperlukan Tim SMK2 yang benar-benar paham sistem manajemen perusahaan dan tentu memiliki Leadership yang kuat, karena leadership sangat dibutuhkan saat mengkoordinir perubahan atau penambahan prosedur/kegiatan yang akan dilakukan
- Pengetahuan Teknis Kelistrikan. Perusahaan yang selama ini belum menekankan pada keselamatan di instalasi (panel disribusi sampai Panel utama), dengan adanya SMK2 dituntut untuk membuat pengendalian instalasi tersebut, mulai dari penentuan parameter kelistrikan, alat ukur, penentuan standar kesesuaian, lalu bagaimana saat ada emergency (saat instalasi meledak, kesetrum, terbakar dll) sampai dengan evaluasi. Memang bila perlu ditambahkan atau ditekankan kategori kelistrikan di tiap laporan. Jadi akan ada penambahan spesifik kegiatan pemeliharaan kelistrikan, baik di terhadap instalasi dan asset yang lain termasuk mesin produksi. Dan untuk hal ini SMK2 mensyaratkan semua teknisi yang terlibat harus tersertifikasi kompetensinya oleh kementrian ESDM
- Analisa risiko kelistrikan baik pada Instalasi kelistrikan dan saat bekerja pada area/alat kelistrikan. Ingat bahaya itu timbul bukan saat ada pekerjaan, tetapi juga timbul dari peralatan kelistrikan, sehingga Analisa risiko pada peralatan kelistrikan menjadi tuntutan pengendalian, nantinya pengendalian pada peralatan kelistrikan digunakan sebagai dasar perawatan. Sewaktu review Analisa awal, manajemen risiko sudah dilakukan tetapi bahaya dan risiko akibat kelistrikan sangat minim dinyatakan, semisal: bahaya grounding, listrik statis, kondisi panel, control umur EMCB dll. Dalam penerapan control pengendalian peralatan kelistrikan perlu diassessed sesuai kondisi actualnya, jadi tidak hanya dibutuhkan review visual tetapi juga dibutuhkan aplikasi untuk mengetahui kondisi instalasi kelistrikan dibutuhkan, Perusahaan bisa menggunakan aplikasi seperti ETAP dalam assessment instalasi. Perusahaan dalam hal ini bisa juga menggunakan jasa engineer kelistrikan. Hasil assessment akan dijadikan acuan untuk pemeliharaan/perbaikan instalasi kelistrikan.
- Kaitan Manajemen asset dan risk assessment khusus peralatan. Pada point ini bisa dipahami hubungan antara risk assessment di peralatan dengan manajemen erus, terutama erus terkait dengan instalasi kelistrikan.
- Penggunaan aplikasi sistem. Aplikasi sistem informasi dituntut daalam SMK2 untuk membantu bagaimana penerapan sistem lebih mudah dilakukan. Intinya pengolahan data menjadi informasi dinilai sangat dibutuhkan dalam SMK2. Beberapa yang kami catat implementasi sistem informasi yang bisa dibuat:
- Manajemen Asset
- Monitoring Data K3/K2 (License Work-permit Inspeksi, insiden dll)
- CSMS
- Preventive Maintenance
- Monitoring distribusi daya dan kontrol kapasitas maksimum panel.
- Anggaran Implementasi SMK2. Memahami anggaran implementasi tentu melihat mamfaat dibaliknya. Ini menurut kami ini harus dipikirkan matang-matang. Biaya yang perlu disediakan perusahaan saat mengimplementasikan SMK2:
- Sertifikasi kompetensi Tim SMK2, minimal jumlah Tim harus ada 8 orang (sebagai PJK2, Analis K2, Pengawas K2, Tim Tanggap Darurat, dan Auditor)
- Sertifikasi Kompetensi Teknisi K2, semua pekerja yang melakukan perancangan, pemeliharaan dan perbaikan terkait kelistrikan harus disertifikasi. Bila memang banyak misalkan ada 40 orang, ini bisa dibuatkan menjadi program SMK2
- Sertifikat Layak Operasi untuk semua peralatan kelistrikan termasuk Genset
- Pembelian dan kalibrasi peralatan pengukuran kelistrikan
- Bisa aspek lain sesuai kondisi perusahaan
- Komitmen TIM. Kami catat ini menjadi hal yang penting karena di dalam komitmen itu ada aspek keinginan belajar, keinginan belajar untuk memahami 96 sub-kreteria SMK2. Ketika kita sudah memahami maka memberikan pesan/perintah untuk perubahan tidak hanya sekedar tuntutan saja tetapi juga pemberian pemahaman, mamfaat bagi perusahaan dan juga bagi pelaksana.
Ingat sertifikasi SMK3 dilakukan per 31 Januari tiap tahunnya, jadi perusahaan yang belum disertifikasi punya kesempatan tahun 2026, siapkan dari sekarang saja. Jangan hanya memenuhi tuntutan sub kreteria saja, tetapi identifikasi mamfaatnya dan keuntungannya dari SMK2 bagi perusahaan anda. Ingat costdown dari sistem kelistrikan sangat besar, apalagi distribusi daya dari panel pusat, ke panel distribusi sampai ke mesin belum direview secara detail.
Salam SMK2