Di APQP edisi-3 ditambahkan mengenai ketentuan risiko supplier yang beresiko tinggi, dan diminta metoda penentuan bahwa risiko supplier kita. Untuk memastikan metoda itu sesuai, harus dipastikan bahwa metoda itu sudah pasti memasukkan kondisi Supplier/vendor seperti di bawah ini berkategori beresiko tinggi:
- Pemasok baru bagi organisasi.
- Lokasi atau site baru
- Data kualitas yang buruk (History of poor quality)
- Data Issue quality di pelanggan.
- Bertanggung jawab atas satu atau lebih insiden, ini terlihat dari action-action yang dilaporkan.
- Produk yang disupplai memiliki persyaratan keselamatan atau peraturan.
- Kegagalan komponen dengan tingkat keparahan 8 sesuai Buku Panduan AIAG & VDA FMEA (silahkan baca link ini: https://www.improvementqhse.com/severity-aiag-vda-fmea/)
- Data performance new model (launch) yang buruk.
- Adanya penggunaan teknologi baru.
- Tidak ada sertifikasi ISO 9001 atau IATF 16949.
Jadi APQP-3 meminta agar kita sebagai pelanggan mengutamakan pemasok yang TIDAK DIANGGAP”berisiko tinggi”. tetapi jika memang diperlukan penggunaan pemasok yang “berisiko tinggi” (misalnya, karena arahan pelanggan, kurangnya alternatif), maka perusahaan kita harus:
- Mengadakan pertemuan awal APQP.
- Melaksanakan pertemuan rutin APQP
- Menerapkan rencana Mitigasi Risiko dengan pemasok.
- Laporan status pemasok “berisiko tinggi” dan rencana Mitigasi Risiko selama pertemuan APQP organisasi dengan pelanggan.
Dari tulisan di atas maka, supplier kita harus mempunyai:
- Metoda yang bisa menilai resiko supplier, gunakan matrik risk assessment saja, buatkan dengan sesuai. Dalam training bersama kami, metoda pembuatan matrik ini menjadi contoh case studi
- Adanya aturan dan bukti penanganan bila mana kita tetap memakai supplier beresiko tinggi
Salam
untuk training APQP-3 dan Control Plan-1 silahkan menghubungi Nova di 087771781334 atau email ka marketing@improvementqhse.com