K3 BUKAN SAFETY SAJA

K3 adalah  BUKAN Safety saja!

Ketika terjadi kecelakaan semua begitu heboh mengurusi korban dan sumber kecelakaan. Mulai dari mengambil tindakan sementara, tindakan permanen sampai dengan pemastian dokumen, dan biasanya dokumen akan dijadikan bukti tindakan perbaikan. Tetapi bila ada :

  • karyawan yang sakit, ada yang pusing bahkan pingsan. Pertolongan cukup dilakukan dengan memastikan korban siuman lalu banyak yang berpikir mungkin tidak sarapan atau mungkin saja tidak memakai APD masker ketika bekerja, sehingga expose yang kuat membuat pingsan, respon terhadap sakit biasa-biasa saja.
  • Atau ketika ada beberapa pekerja yang menderita permasalah pendengaran maka action yang dilakukan adalah TIDAK ADA, karena mengganggap permasalahan itu akibat tidak benarnya pemakaian APT (alat pelindung telinga, bahkan ketika ada gejala beberapa pekerja yang lebih dari 15 tahun bekerja mengidap kegagalan ginjal dianggap karena mereka sudah tua.
  • Ada banyak pekerja lama yang obesitas, kolesterol yang tinggi, menderita tekanan darah tinggi tidak dilakukan evaluasi terhadap pola kerja, pemahaman pekerja terhadap perilaku atau kesehatan. Tetapi menganggap itu adalah masalah yang sering terjadi di luar sana. Ya jadi wajar
  • dst

Semuanya dianggap wajar dan tindakan  TIDAK seperti bila kecelakaan terjadi.

Unsur K3 adalah ilmu yang berupaya yang mengelola bahaya dan resiko sehingga jangan sampai ada kerugian.  Jadi dibentuklah suatu program untuk memastikan tidak ada kerugian. Bentuk kerugian bisa berupa sakit, kerusakan infrastruktur dan kecelakaan. Jadi sebenarnya K3 bukan hanya safety.

Dalam Ilmu penerapannya K3 dibagi menjadi 5 bagian:

  • Safety
  • Hygine Industry
  • Ergonomic
  • Kesehatan Kerja
  • Perilaku Manusia / pekerja

Saya coba menggambarkan K3 dalam organisasi dalam bentuk model di bawah ini:

Safety, konsep terapan ini adalah transfer energy, menurut saya konsep ini paling dipahami ketika kita menonton balapan motor GP.  Bagaimana ketika ada kecelakaan pada kecepatan di atas 200 km/jam si pengendara masih aman bahkan tidak cidera. Coba amati perubahan yang dilakukan untuk memastikan transfer energy bisa di redam? Mulai dari kualitas helmet pengemudi, baju pengemudi, roda motor bahkan sampai lintasan. Semuanya dibuat untuk meredam kecelakaan bila terjadi. Meredam energy yang terjadi ketika terjadi kecelakaan. Pertimbangan energy yang ditransefer menjadi acuan penilaian.

Hygiene Industry,  konsep dari terapan ini adalah paparan / exposure. Bagaimana mengelola exposure di suatu kegiatan sehingga aman bagi pekerja atau bagaimana membatasi exposure / paparan ke pekerja.  Contoh line produksi painting, paparan solvent (uap thinner dan cat) menjadi focus pengelolaan sistem K3. Bagaimana assessment akumulasi paparan hilang atau aman bagi pekerja. Pertimbangan jenis polutan, durasi dan konsentrasi menjadi acuan penilaian pada penerapan K3 ini.

Ergonomic, konsep terapan K3 ini adalah output pekerjaan dengan melihat human factor, sederhananya dapat dikatakan kenyamanan pekerja untuk menghasilkan produktifitas yang optimal melalui desain tempat kerja. Pertimbangan kenyamanan dalam bekerja dan produktifitas  menjadi acuan penilaian. Di ergonomic juga memertimbangkan factor kemampuan dan keterbatasan. Bayangkan saat ini hampir semua anak menggunakan gadget dan hasilnya hampir 75% menggunakan kacamata. Hal ini disebabkan mata dipaksa untuk melihat benda kecil pada kondisi terang secara terus menerus, mata dipaksa bekerja melebihi kemampuan dan batas kerjanya.

Kesehatan Kerja, Konsep dari terapan K3 ini adalah proteksi dan promosi terhadap kesehatan dalam bekerja, misalkan asupan kalori setiap hari  atau vitamin dan zat lainnya yang dibutuhkan atau yang dibatasi sehingga pekerja tetap sehat atau mempunyai daya tahan yang baik.  Terapan K3 ini juga bersifat external. Memperhatikan kesehatan pekerja di tempat tinggalnya juga. Contoh lain:

  • Promosi budaya cuci tangan sebelum makan
  • Promosi hidup sehat dengan sarapan pagi
  • Proteksi dari bahaya flue burung dengan hidup tanpa unggas
  • Proteksi penggunaan masker ketika di jalan raya

Perilaku

Dalam sistem kerja yang sudah baik, potensi incident tetap ada. Selain karena bahaya yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan, risiko yang mempunyai kontrol yang melemah juga bisa ditimbulkan akibat perilaku. Aturan yang sudah baik bisa dilanggar karena perilaku seseorang sehingga timbulah incident. Atau sistem manajemen QHSE yang tidak baik, tetapi dikarenakan perilaku pekerja yang baik maka incident atau kerugian bisa dihindari. Gambarkan yang singkat ini yang menjadi pertimbangan bahwa perilaku menjadi bagian dari K3.

Dalam penerapannya tentu bahaya timbul bisa lebih dari satu atau bahkan sekaligus semuanya timbul dalam satu kegiatan. Tetapi mengapa action terhadap bahaya lebih heboh ketika ada injury saja (baca safety)?

Lalu bagaimana bila ada:

  • expose solvent yang mengakibatkan beberapa karyawan yang lebih lama bekerja mengalami penyakit ginjal? Atau produktifitas rendah karena karyawan sering mengalami pusing-pusing.
  • Ada penyakit Diabetes Militus atau kelebihan berat badan pada beberapa pekerja akibat gaya makan yang berlebihan?
  • Gangguan saraf kejepit / sakit pinggang pada beberapa pekerja di office atau pekerja maintenance mold yang sering melakukan pengangkatan mold secara manual?

Jadi bagaimana sistem QHSE yang baik? Dari sisi K3, agar semua bahaya/risiko teridentifikasi keseluruhan, maka harus mempertimbangakan ke lima aspek sekaligus ketika melakukan assesement di perusahaan.   Pertanyaan saya, sudahkan pelaksanaan assesemtent bahaya/risiko di tempat anda sudah mempertimbangkan ke-5 aspek itu?

Semoga penerapan K3 di tempat anda sudah melihat aspek ergonomis, Hygene Industry dan kesehatan kerja serta perilaku

www.improvementqhse.com