KASUS HYGIENE INDUSTRY (ISOFORON)

Pengelolaan paparan Toksikan (racun) kimia yang masuk ke dalam tubuh adalah menjadi fokus K3 Hygiene Industri (HI), bagaimana memastikan paparan atau pajanan itu aman, baik dalam jumlah, waktu dan variable lain. Aspek HI di K3 sangat berperan sekali untuk kesehatan dalam jangka panjang karena paparan akan berdampak dalam jangka panjang (5-20 tahun). Memahami cara toksikan masuk ke dalam tubuh perlu dipelajari oleh rekan-rekan K3 sehingga pengendalian yang efektif bisa ditentukan. Kebanyakan adanya paparan toksikan kimia diatasi dengan pemberian masker (APD) saja, padahal masuknya toksikan ke tubuh bisa melalui beberapa salura

1. Saluran Pencernaan

Penyerapan toksikan dapat terjadi dimana saja sepanjang saluran pencernaan. Penyerapan toksikan pada saluran pencernaan  bergantung pada sifat-sifat fisik toksikan tersebut. Jika toksikannya solid dan relatif sulit untuk larut dalam cairan pencernaan, maka rasio penyerapan toksikan menjadi sangat rendah. Selain itu, faktor pH, keberadaan makanan, enzim-enzim yang berhubungan dengan pencernaan, asam empedu dan bakteri microflora pada saluran pencernaan, motility dan permeability saluran pencernaan turut mempengaruhi penyerapan toksikan pada saluran pencernaan. Lambung merupakan tempat penyerapan yang baik untuk asam lemah dengan bentuk non ion yang larut dalam lemak, sebaliknya basa lemah yang sangat mengion dan tidak larut dalam lemak tidak akan mudah diserap di lambung, umumnya akan diserap di usus. Akibatnya basa organik akan lebih banyak diserap di usus daripada di lambung.

2. Paru-paru

Kelompok toksikan utama yang diserap oleh paru-paru adalah gas (seperti Carbon Monoksida, Nitrogen Dioksida dan Sulfur Doksida) , uap/bahan yang mudah menguap atau mudah diuapkan (seperti benzene dan carbon tetrachloride) dan aerosol.

Penyerapan toksikan berwujud gas dan uap pada paru-paru berbeda dari penyerapan dalam pencernaan dan kulit (perbedaan senyawa asam-basa dan kelarutan lipid bukan faktor penting dalam penyerapan di paru-paru) karena difusi yang melalui membran sel tersebut tidak membatasi laju dalam penyerapan gas pada paru-paru. Ada tiga alasan, yakni pertama volatilitas (tingkat penguapan) molekul yang terionisasi sangat rendah; kedua, sel-sel epitel yang melapisi alveoli (tipe 1 pneumocytes) sangat tipis dan pembulu kapiler sangat dekat dengan pneumocytes, sehingga jarak untuk sebuah zat kimia untuk berdifusi sangat singkat; ketiga, zat kimia yang terserap oleh paru-paru dengan depat dikeluarkan oleh darah dan bergerak dengan sangat cepat melalui jaringan pembulu kapiler yang luas di dalam paru-paru.Penyerapan toksikan berwujud gas dan uap pada paru-paru ditentukan oleh partisi senyawa antara darah dan fase gas serta kelarutan dan reaktivitas jaringan tersebut.

Penyerapan toksikan berwujud partikel pada paru-paru ditentukan oleh ukuran partikel dan kelarutan dalam air. Ukuran partikel yang dapat terserap kedalam alveoli sebesar kurang dari 1 µm. Penyerapan partikel pada paru-paru memiliki 3 mekanisme, yakni : pertama, partikel dapat terserap dalam alveoli melalui proses fisik; kedua, melalui proses fagositosis; dan ketiga, melalui sistem limfatik.

3. Kulit

Kulit manusia sering sekali bersentuhan dengan bahan kimia beracun.  Beberapa zat kimia dapat diserap lewat kulit dalam jumlah cukup banyak sehingga menimbulkan efek sistemik. Suatu zat kimia dapat diserap lewat folikel rambut atau lewat sel-sel kelenjar keringat atau sel kelenjar sebasea. Tetapi penyerapan lewat jalur ini kecil sekali sebab struktur ini hanya merupakan bagian kecil dari permukaan kulit. Maka absorpsi zat kimia di kulit sebagian besar adalah menembus lapisan kulit yang terdiri atas epidermis dan dermis.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penyerapan toksikan melalui kulit adalah :

  • Integritas stratum corneum
  • Keadaan hidrasi stratum corneum
  • Temperature
  • Solvent sebagai pengangkut/pembawa
  • Ukuran molekul

Berikut gambaran studi mengenai pajanan bahan kimia di tempat kerja yang menjadi riset salah satu engineer kami. Dampak isoforon di amati dan dam mempunyai pengaruh jangka panjang pada pekerja yang terpapar, hasil dari survey dan pengamatan serta penelitian yang dilakukan simpulkan adanya pengaruh kesehatan ginjal di pekerja yang terpapar lebih dari 8 tahun. Berikut Alur penelitian yang dilakukan.

Bagaimana pajanan/paparan bahan kimia di tempat anda? Apakah sudah dilakukan pengukuran atau pemastian bahwa pajanan bahan kimia itu aman? Atau sudahkah pengendalian operasional ke semua aspek masukan (intake) ke tubuh pekerja (kulit, saluran pencernaan dan paru-paru?)

Bila anda ingin memahami ini silahkan hubungi binapuraconsulting@gmail.com atau consultant@improvementqhse.com , kami akan menjawab semua pertanyaan anda yang berhubungan dengan pajanan bahan kimia.

 

Salam Perubahan

www.improvementqhse.com