Pada manual IATF 16949, standar kerja di bahas pada proses produksi, pada pasal 8.5.1.2 , dimana untuk standar-standar kerja di produksi, terutama saat Pengoperasian dan Standar Visual harus memenuhi ketentuan:
- Dikomunikasikan dan dipahami pekerja, ini perlu dipastikan bentuknya seperti apa? Misalkan memastikan operator mengetahui tahapan detail dan point penting pada tiap tahapan dan mengetahui dampak bila point-point itu tidak dilakukan atau mamfaat apa yang diperoleh bila dilakukan. Bisa saja point ini menjadi pertanyaan test saat ada uji kemampuan operator atau menjadi topik briefing pagi.
- Terbaca / Legible¸ disarankan intruksi kerja cukup berisi tahapan umum serta hal-hal yang boleh dan tidak, kalau perlu buat seperti sign-sign penting. Jadi ada tahapan kerja umum dan label-label yang jelas.
- Bahasa Indonesia¸ usahakan dibuat dengan bahasa Indonesia dan mudah dipahami, bila dengan symbol/sign maka signnya juga harus dimengerti, bila terpaksa meggunakan bahasa asing, pastikan itu dipahami. Untuk karyawan baru, ini bisa ini menjadi point yang diinformasikan saat on Job Tranining
- Dapat diakses¸ misalkan untuk standar Visual, ini bisa dengan mudah di dapat di line produksi. Jadi pastikan semua intruksi ada dan ada di lokasi.
- Integrasikan dengan Aturan Safety, jangan pikir bekerja cepat dan bagus saja, tetapi aman, nyaman dan sehat, bila perlu masukkan aspek Lingkungan juga. Jadi intruksi kerja menekankan:
- tatacara bekerja, Misalkan angkat dengan benar sehingga tidak mengganggu tulang belakang, jangan ngobrol atau menggunakan HP, memastikan grounding mesin atau alat kerja, keharusan memberikan menutup cover mesin karena bising dll)
- Pelaporan bila ada bahaya pada pekerja atau lingkungan (misalkan di aspek lingkungan ada ceceran oli, tempat material B3 tumpah dll)
- Adanya record point safety dan lingkungan, misalkan: pengechekan safety tombol dan pengechekan ceceran mesin sebelum bekerja
- Standar ketentuan Alat Pelindung Diri di tiap tahapan proses
Salam