SUDAH ADA SISTEM SMK3, BERARTI SMK2-NYA LEBIH MUDAH DIBUAT?
Saat kami membantu beberapa klien menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2), rupanya ada banyak bisikan beberapa pihak kalau penerapan SMK2 akan lebih mudah kalau ada sistem SMK3 (Sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja), apalagi perusahaan sudah disertifikasi ISO SERIES. Kalau pertanyaan itu ditanya ke kami, kami menjawab TIDAK JUGA. Kenapa? Ada dua hal penting yang kami coba tekankan untuk menerangkan hal ini, dan ini kami dapatkan dari hampir semua klien yang mempunyai program kegiatan ketenagalistrikan (Fire protection Assessment, Electrical Assessment, Training Bahaya Kelistrikan, penerapan SMK3 dan SMK2, program TPM)
- Penerapan aspek bahaya kelistrikan pada Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) yang sudah diterapkan dinilai minim.
- Pemahaman mengenai bagaimana instalasi Listrik mulai dari gardu induk ke mesin (Sistem Kelistrikan) banyak belum direview.
Apa karena Listrik sifatnya tidak kelihatan dan mematikan menyebabkan minimnya analisa risiko pada aspek kelistrikan? Ambil contoh di area genset, ketika direview bagaimana penerapan Analisa risiko di area Genset, faktor bahaya kelistrikan yang diidentifikasi sangat minim, padahal genset merupakan pembangkit listrik yang sangat berpotensi menyebabkan masalah kelistrikan. Dalam membantu penerapan SMK2 kami punya trik dalam pemastian semua aspek pada fasilitas kelistrikan di suatu pabrik, salah satunya Genset, jadi kami buatkan detail ketentuan Genset, mulai dari kesesuaian perijinan sampai dengan pemeliharaan serta bahaya khusus kelistrikannya, ada 28 group pertanyaan untuk mereview genset. Saat kami gunakan cheklist ini untuk mereview actual implementasi sistem keselamatan yang sudah berjalan, rata-rata pemenuhan klien kami masih kurang dari 50%, alias ada lebih dari 14 ketentuan yang belum dipenuhi. Ketika kami berlakukan juga ke peralatan kelistrikan yang lain, pemenuhan kesesuaiannya juga di bawah 50%.
Mengenai pemahaman sisem kelistrikan ini juga begitu, terutama pada manufaktur. Bagian maintenance fokus pada kelistrikan mesin, bagaimana dengan panel distribusi, panel utama sampai ke incoming Listrik (Gardu), apakah daya sesuai? Kebanyakan kontrol dilakukan saat uji Riksa tahunan. Padahal perlu ada upaya pemeriksaan dan pengamatan terhadap kebutuhan energi listrik di pabrik kita, pengamatan yang minim ini salah satu penyebab insiden tersengat listrik bahkan kebakaran.
MARI MEMAHAMI APAKAH KUALITAS DAYA LISTRIK UNTUK TAHU KEHANDALAN MESIN KITA
Upaya yang dapat dilakukan untuk pemastian kebutuhan Listrik diantaranya dapat dilihat melalui besarnya supply (penyedia kebutuhan listrik) dan dapat juga dilihat dari demand (pengguna kebutuhan listrik). Tegangan menjadi parameter yang dapat dikendalikan guna mendapatkan kualitas daya yang baik sementara nilai arus tidak dapat dijadikan parameter acuan karena sifatnya individual dimana nilai arus sebanding dengan kebutuhan beban pada suatu sistem kelistrikan. Dengan kata lain nilai kualitas daya sebanding dengan nilai tegangan. Sedangkan Kualitas daya listrik dapat diartikan dengan segala permasalahan listrik yang disebabkan oleh penyimpangan tegangan, arus, dan frekuensi yang menyebabkan tidak optimalnya kinerja suatu alat atau sistem kelistrikan bahkan dapat menimbulkan kegagalan pada peralatan maupun sistem kelistrikan. Kualitas daya menggambarkan hubungan antara penyuplai daya listrik dengan peralatan yang mengkonsumsi daya listrik. Penilaian mutu kualitas daya ditentukan dari performa dan produktivitas dari suatu peralatan atau sistem kelistrikan.
Dalam permasalahan manufaktur sejauh mana mengevaluasi ke arah kualitas Listrik? Jawabnya uji Riksa, ya Uji riksa juga bisa, tetapi bagaimana meningkatkan performance, efesiensi atau bagkan pemborosan di aspek Listrik???? Dari beberapa klien kami review sistem kelistrikannya, mereka mengandalkan pihak luar, padahal aspek kelistrikan sangat berpotensi besar mengurangi biaya pemborosan terutama dalam memastikan performance mesin.
PAHAMILAH HARMONISA UNTUK MENGETAHUI APAKAH ALAT KITA OVERHEAT
Kita coba bahas satu aspek mengenai kelistrikan, tentang Harmonisa
Pada sistem tenaga listrik, harmonik merupakan fenomena munculnya gelombang tegangan atau arus dengan frekuensi sebesar kelipatan bilangan bulat dari frekuensi fundamentalnya yang menyebabkan distorsi periodik dari gelombang tegangan dan arus yang awalnya berbentuk sinusoidal murni. Harmonisa merupakan gelombang tegangan atau arus listrik yang timbul pada sistem AC akibat penggunaan beban non-linier.
Perubahan gelombang frekuensi karena adanya harmonisa
Harmonisa pada sisi beban mengakibatkan panas (overheat) pada peralatan. Panas pada peralatan mengakibatkan penurunan kemampuan (derating) pada insulasinya yang berpengaruh pada peralatan menjadi cepat rusak. Oleh karena itu, Konsumen (sisi beban) menginginkan harmonisa tegangan dari PLN serendah mungkin.
Kita ambil contoh pada peralatan yang mempunyai motor. Pada motor Inti magnetis dari motor induksi ialah lilitan dan tembaga yang mempunyai sifat konduktif serta induktif sehingga rugi hysteresis dapat muncul pada bagian inti motor dan dapat menyebkan panas. Dampak distorsi harmonisa pada motor menjadi fluks-fluks harmonisa pada motor. Sehingga fluks harmonisa berputar pada nilai yang berbeda dengan frekuensi putar rotor motor induksi yang menyebabkan frekuensi putar rotor dan stator tidak berjalan dengan baik mengurangi performa motor itu sendiri. Sehingga menyebabkan menurunnya efisiensi motor.
SMK2 bukan hanya memastikan 100 kreteria itu dipenuhi, ketentuan cheklist mulai dari Visi, Misi, target dan program sampai dengan sistem informasi memang membutuhkan SOP/prosedur dan record pelaksanaan, tetapi Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah pemenuhan standarisasi peralatan dan pemamfaat tenaga Listrik, pengamanan instalasi tenaga Listrik dan pengamanan pemamfaat tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi, aman dari bahaya manusia dan mahluk hidup lainnya, serta ramah lingkungan (tidak hanya mengandalkan Uji Riksa saja dan kontrol pada fasilitas saja). Jadi SMK2 sifatnya dominan upaya Teknik Ketenagalistrikan dan pemamfaatan jaringan tenaga Listrik.
Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (SMK2) di tempat anda? Kami harap bukan untuk memenuhi dokumen saja ya tetapi berpikir ke definsi keselamatan Ketenagalistrikan di atas. Mari kita pahami empat pilar Keselamatan Ketenagalistrikan
Salam SMK2
baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu f dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan