Seperti halnya profesi yang lain, sangat sulit untuk menentukan kapan pertama kalinya penerapan higiene industri dilakukan, bahkan hampir mustahil. Namun, kita bisa mulai menjawabnya dengan mengidentifikasi sejak kapan manusia mulai menyadari adanya bahaya di tempat kerja dan bagaimana cara mengendalikannya.
Pada tahun 370 SM, seorang dokter yang bernama Hippocrates (460-370 SM) membuat tulisan tentang penyakit akibat kerja yaitu mengenai keracuan timbal atau timah hitam pada pekerja pertambangan dan pengolahan logam. Hippocrates mengidentifikasi adanya keracunan timbal pada pekerja di pertambangan dan pengolahan logam yang diobatinya. Tulisannya mengenai penyakit akibat kerja merupakan tulisan pertama dalam bidang kedokteran kerja (occupational medicine). Pada dasarnya, Hippocrates mempelajari tentang kesehatan masyarakat secara lebih luas dan bukan hanya masalah kesehatan pada pekerja semata.
Pada awal abad pertama setelah masehi, Plinius Secundus (Pliney the Elder) menulis bahwa: ‘sedikit penambang menyelimuti mukanya dengan loose bladder (kain penutup yang terbuat dari kandung kemih binatang), yang memungkinkan mereka melihat tanpa menghirup debu-debu yang berbahaya’. Dari tulisannya tersebut kita melihat bahwa pada awal abad pertama setelah masehi, Pliney berhasil mengidentifikasi adanya bahaya debu di tempat kerja dan Pliney pun menuliskan bagaimana sebagian pekerja telah berusaha melakukan upaya perlindungan terhadap bahaya tersebut dengan menggunakan alat pelindung diri berupa loose bladder.
Pada tahun 1473, Ellenbog mengenali bahaya dari uap logam dan menggambarkan gejala-gejala akibat keracunan uap logam timbal dan merkuri. Ellenbog juga memberikan beberapa saran bagaimana cara mencegah keracunan tersebut. Pada tahun 1556, Georgius Agricola menerbitkan tulisan De Re Metalicca yang menyatakan bahwa semua sisi di industri pertambangan, peleburan dan penyulingan, tidak ada yang terbebas dari penyakit dan celaka, dan alat yang bisa digunakan untuk mencegah penyakit dan celaka tersebut adalah ventilasi. Dilanjutkan dengan adanya hasil penelitian yang luar biasa dari Paracelsus, pada tahun 1567 tentang penyakit sistem pernafasan diantara para pekerja pertambangan disertai penjelasan tentang keracunan akibat merkuri. Paracelsus ini dikenal sebagai Bapak Toksikologi karena ungkapannya yang sangat terkenal bahwa ‘semua zat itu bersifat racun, dosis yang tepatlah yang membedakan apakah zat tersebut menjadi obat atau bahkan menjadi racun’.
De Morbis Artificium Diatriba (penyakit para pekerja) merupakan tulisan pertama yang dianggap sebagai risalah lengkap dalam bidang penyakit akibat kerja. Tulisan ini adalah hasil karya Bernardino Ramazzini (1633-1714), yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Kerja (occupational medicine) dan diterbitkan pada tahun 1713. Melalui observasinya sendiri, Ramazzini menggambarkan dengan sangat akurat stratifikasi dari pekerjaan, bahaya yang ada di tempat kerja tersebut dan penyakit yang mungkin muncul akibat pekerjaan tersebut. Meskipun Ramazzini memberikan cara pencegahan penyakit tersebut, seperti perlunya menutupi wajah untuk menghindari debu, tetapi kebanyakan dari rekomendasinya bersifat terapi dan kuratif. Namun perhatiannya untuk melindungi pekerja dan peringatannya kepada para dokter yang menangani pasien di tempat kerja untuk menanyakan: ‘apakah pekerjaan anda?’ mengantarkan Ramazzini menjadi Bapak Kedokteran Kerja.
Percival Pott (1714-1788), pada tahun 1775, menyatakan bahwa para pekerja pembersih cerobong asap di Inggris menderita penyakit kanker skrotum. Pott menekankan bahwa adanya jelaga dan kurangnya higiene di cerobong asap yang menyebabkan terjadinya kanker skrotum. Dari penelitiannya ini, maka Percival Pott menjadi Occupational Epidemiologist pertama dalam sejarah. Penelitian ini berhasil melahirkan Chimney-Sweeps Act pada tahun 1788.
Lebih dari 100 tahun setelah tulisan Ramazinni diterbitkan, tidak ada penambahan yang berarti pada literatur kedokteran kerja . Baru pada abad ke-19, dua orang dokter yakni Charles T. Trackrah di Inggris dan Benjamin W. McCready di Amerika, memulai lahirnya literatur modern dalam bidang rekognisi penyakit akibat kerja. ‘On The Influence Of Trades, Professions, And Occupations In The United States, In The Production Of Disease’, hasil karya Benjamin W. McCready, merupakan literatur kedokteran kerja pertama yang dipublikasikan di Amerika.
Mengenali adanya hubungan antara bahaya di tempat kerja dan penyakit akibat kerja merupakan kunci dalam perkembangan dan penerapan Higiene Industri. Observasi yang dilakukan oleh para dokter, dari mulai Hippocrates sampai Ramazzini, kemudian berlanjut sampai dengan abad 20, yang mencari hubungan antara kerja dengan penyakit, menjadi fondasi dalam profesi higiene industri. Akan tetapi, rekognisi bahaya di tempat kerja tanpa intervensi dan kontrol, serta tanpa adanya rekomendasi pencegahan penyakit akibat kerja, tidak bisa dianggap sebagai kualifikasi seorang ahli higiene industri.
Perkembangan profesi sebagai ahli higiene industri seiring dengan perkembangan higiene industri di Inggris dan Amerika pada akhir abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20. Peraturan dalam bidang higiene industri diterapkan di dua negara tersebut. Pada tahun 1802, mengontrol kondisi kerja diundang-undangkan di Inggris. Sayangnya peraturan tersebut tidak efektif karena tidak adanya sistem yang memantau pelaksanaan perundangan tersebut.
The British Factory Act lahir pada tahun 1864 menyebutkan perlunya ventilasi untuk pengenceran kontaminan udara yang pada tahun 1878 diperbaharaui dengan mengemukakan perlunya menggunakan exhaust ventilation dengan menggunakan kipas angin. Titik yang paling menentukan dalam kedokteran kerja dan higiene adalah British Factories Act tahun 1901 yang melahirkan regulasi untuk mengontrol niaga yang berbahaya. Dalam perkembangannya, peraturan tersebut melahirkan investigasi bahaya di tempat kerja dan penekanan perlunya mengontrol bahaya tersebut.
Pada tahun 1905, di Amerika Serikat, Departemen Kesehatan Massachussetts mengangkat inspektor kesehatan yang bertugas untuk mengevaluasi bahaya tempat kerja untuk membuat peraturan pemerintah dalam bidang kesehatan kerja. Namun, higiene industri tidak hanya fokus pada pengukuran kuantitatif kondisi lingkungan kerja. Pada tahun 1910, dr. Alice Hamilton melakukan penelitian di beberapa tempat kerja yang dianggap berbahaya. Penelitian yang dilakukannya meliputi rekognisi penyakit akibat kerja, melakukan evaluasi dan mengontrol penyebab penyakit akibat kerja tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Hamilton ini dianggap sebagai penerapan higiene industri pertama di Amerika Serikat.
Dari beberapa hasil penelitian para ahli higiene industri, kita melihat bahwa pada dasarnya, filosofi dasar dari profesi ahli higiene industri adalah melindungi kesehatan dan kesejahteraan (well-being) para pekerja dan publik melalui antisipasi, rekognisi, evaluasi dan mengontrol bahaya yang ada di tempat kerja. Hal ini diawali ketika seseorang mengenali adanya bahaya di tempat kerja dan mengambil langkah proteksi tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga seluruh pekerja.
salam K3-HI
www.improvementqhse.com