BERPIKIR COPQ = BERPIKIR HABIT YANG PERLU DIRUBAH

Dalam dunia manufaktur pasti dituntut kerja produktif dan efesien di semua aspek, maksudnya saat berproduksi tidak hanya dihasilkan produk sesuai spec, tetapi juga proses lain dan aspek lain. Proses lain itu maksudnya semua proses yang mendukung produksi, seperti: purchasing, pengiriman, material supplai ke line produksi dll. Yang dimaksud aspek itu seperti keselamatan, Kesehatan, Lingkungan, Kerahasiaan dll.  Kalau perhatian yang diberikan timpang, maka bakal ada incident yang berdampak buruk ke Proses dan atau produk, bahkan bisa membuat proses stop dan barang banyak rusak/dikembalikan, nah itu membuat pabrik kita merugi. Nah kerugian ini yang disebut Cost Of Poor Quality (CoPQ).

Dalam teori Incident/Accident, yang namanya Incident itu adalah proses, ya dimulai dari suatu proses, ada proses yang tidak bisa mempertahankan tujuan/fungsi/pengaruhnya. Pembiaran kondisi itu bisa dibilang kebiasaan/proses yang buruk.  Bila data CoPQ menggambarkan nilai Cost of Poor sesungguhnya maka CoPQ itu sangat efektif memerangi kebiasaan buruk di semua proses. Semakin dikurangi proses buruk itu maka nilai CoPQ itu semakin rendah. Lihat Gambar Icon artikel ini untuk gambaran Habit vs Nilai CoPQ

Lalu apa yang membuat kebiasaan / habit yang merugikan ini bisa berkurang/berubah? Tentu dari komitmen dan cara pandang kita dalam bekerja. Ingat ketika kita mengandalkan teknologi /infrastruktur dengan membeli mesin/alat untuk mengurangi masalah tanpa merubah kebiasaan /proses buruk, maka ketika dana tidak lagi bisa diandalkan maka kebiasaan buruk yang masih ada itu akan terus menjadi ancaman perusahaan.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk berperang terhadap kebiasaan atau proses yang Abnormal/Buruk dari sisi CoPQ:

  • DATA COPQ BERSUMBER DARI DEPT QC SAJA. Bila ini terjadi maka Ini bisa dikatakan CoPQ dilihat dari aspek yang sempit. Memang CoPQ adalah nilai biaya lebih yang dikeluarkan, dan nilai itu dari sisi kualitas, tetapi harus dipahami kalau kualitas itu bisa dari banyak aspek? Bisa saja masalah kualitas terjadi karena penanganan awal yang buruk, atau material utama tidak tidak sesuai dengan spesifikasi, atau pola proses transfer WIP dll. JADI MULAILAH membuat CoPQ secara terpadu dan detail dengan melibatkan departemen terkait (kalau perlu semua departemen). Jadi bukan berpikir masalah kualitas hanya cukup dibicarakan dan ditangani oleh dept QC saja
  • MEMAHAMI KONSEP DETEKSI DAN PREVENTION YANG KURANG PAS, terutama dalam proses. Banyak ditemukan deteksi produk Defect ditekankan ketika proses sudah dilewati, ini terlambat. Bahkan Konsep Deteksi seperti ini merugikan. Kuatkanlah dengan Prevention untuk memastikan proses ready dan lakukan optimal deteksi saat di proses
  • IMPROVEMENTNNYA TIDAK DIARAHKAN KE PEKERJA PRODUKSI, padahal pekerja di line produksi paling memahami kondisi lapangan. Peluang perbaikan kalau diarahkan pasti bisa menurunkan CoPQ. Ini bisa saja data CoPQnya berbeda dengan data bagian finance. CoPQ yang dibuat hanya untuk menyenangkan pihak external, seperti pelanggan dan badan sertifikasi. Dari data CoPQ yang besar akan menginformasikan adanya proses yang tidak beres. Maka jadikanlah data CoPQ untuk masukan proses improvement
  • BANYAK ATURAN /PERSYARATAN YANG BELUM JELAS DAN TEGAS. Misalkan belum jelas siapa yang bertanggungjawab memastikan material ready sebelum produksi? Material supply atau bagian produksinya? Atau bagaimana penanganan CHANGE, bila ada produksi ke mesin yang lain dan baru pertama kali dipakai, ini harus ada trial terlebih dahulu, tetapi belum diatur? Ketika banyak aturan-aturan yang belum jelas dan kemudian kita terbiasa membiarkan, maka masalah akan terus terjadi. Dan akan semakin merepotkan ketika ada pelanggan yang meminta aturan itu (misalkan melalui Customer Spesific Requirementnya), kita yang tidak terbiasa dengan aturan akan semakin bingung dan akhirnya timbul Konflik antara departemen.
  • CoPQ JANGAN DILIHAT DARI RUPIAHNYA SAJA, data menunjukkan bahwa CoPQ hanya sebesar 3-5% biaya operasional, bila kita lihat hanya nilai, maka kita akan kehilangan kesempatan yang besar. Pastilah kita paham mengenai teori Ice-berg, banyak hidden cost yang berasal dari proses buruk yang mesti diselesaikan
  • KURANG PERHATIAN MANAGEMENT, terutama pada:
    • dampak sesungguhnya pada biaya akibat CoPQ
    • pemahaman kualitas yang tidak melulu pada produk tetapi seharusnya memperhatikan proses-proses yang menghasilkan produk juga
    • pemahaman bahwa hanya produk yang baguslah yang perlu dialirkan ke pelanggan / ke next proses
    • memperhatikan departemen yang berusaha berkontribusi untuk mengurangi nilai CoPQ

 

Enam Aspek itu yang penting dalam memperbaiki proses dari CoPQ. Jadi mulailah memahami CoPQ, kemudian mulailah detail dan melibatkan semua departemen dalam mengidentifikasi. Semua orang pasti ingin menyenangkan BOS nya, caranya mudah sebenarnya, cukup mengangkat CoPQ dan merubah kebiasan proses-proses yang mengakibatkan CoPQ itu bernilai besar.

Bila perusahaan anda tertarik membahas CoPQ, dapat meminta kami mensharingkan  tool CoPQ, kami gunakan Manual Cost of Poor Quality Guide dari www.aiag.org (CQI-22), target  pembahasan adalah mendapatkan item CoPQ yang mewakili kebutuhan di perusahaan dan tentu perbaikan di prosesnya. Ingat CoPQ itu bukan hanya produk NG saja.

 

Salam

www.improvementqhse.com